Etika data masih merupakan gagasan yang relatif baru jika dibandingkan dengan jangka waktu pemasaran.
Etika data pemasaran secara umum mengacu pada pertimbangan etis yang harus dilakukan saat mengumpulkan, menggunakan, dan berbagi data.
Hal ini dapat mencakup memastikan bahwa data diperoleh secara adil dan bertanggung jawab, menjaga privasi orang, hingga bersikap terbuka tentang cara Anda memanfaatkan data.
Tentang Etika Data
Etika data dalam pemasaran telah mendapat banyak perhatian dalam dekade terakhir karena berbagai alasan.
Pertama-tama, jumlah data yang diperoleh bisnis telah meroket. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana data tersebut digunakan dan konsekuensinya terhadap privasi pelanggan dan masyarakat secara keseluruhan.
Kedua, analisis data dalam pemasaran telah maju, memungkinkan pemasar untuk menargetkan konsumen dengan cara yang semakin sempit dan khusus. Akibatnya, pertanyaan telah diajukan mengenai apakah perusahaan menggunakan informasi ini secara etis.
Terakhir, meningkatnya jumlah pelanggaran data tingkat tinggi telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pengumpulan dan penyimpanan data.
Mengintip Terbesar di Dunia Pelanggaran Data dan Hacks, yang diterbitkan oleh 'Information is Stunning', tidak hanya memberikan gambaran yang indah tetapi juga peringatan bagi pemasar mana pun.
Mengapa Etika Data Penting Dalam Pemasaran?
Etika data dalam pemasaran sangat penting karena berbagai alasan, dan inilah penjelasan singkatnya:
Kepercayaan adalah kuncinya: Ketika perusahaan berhati-hati dengan data masyarakat, hal ini membantu membangun kepercayaan. Anggap saja seperti persahabatan. Jika Anda berbagi rahasia dengan seorang teman dan dia menyimpannya dengan aman, Anda akan lebih memercayainya. Hal yang sama berlaku untuk bisnis dan pelanggan. Jika orang tahu bahwa informasi mereka diperlakukan dengan hormat, mereka akan cenderung bertahan.
Menghindari masalah: Ada aturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan data orang. Aturan ini bisa berbeda di seluruh dunia, seperti GDPR di Eropa yang sangat ketat. Dengan mematuhi aturan dan bersikap etis terhadap data, perusahaan dapat menghindari denda dan masalah hukum.
Pelanggan yang senang: Ketika bisnis menggunakan data secara etis, mereka dapat menawarkan kepada orang-orang apa yang benar-benar mereka butuhkan atau inginkan, tanpa terkesan menakutkan atau invasif. Ini berarti pelanggan mendapatkan pengalaman yang lebih baik dan lebih personal tanpa merasa privasi mereka dilanggar.
Reputasi baik: Di dunia di mana berita menyebar dengan cepat media sosial, dikenal sebagai perusahaan yang peduli terhadap etika data merupakan nilai tambah yang besar. Ini dapat membedakan Anda dari pesaing dan membuat orang lebih mungkin merekomendasikan Anda kepada teman-teman mereka.
Dua Pertanyaan Data Etis yang Perlu Dipertimbangkan:
Tanpa diragukan lagi, etika data menjadi isu diskusi yang lebih menonjol di sektor bisnis. Seiring dengan meningkatnya ketergantungan kita pada data dan teknologi, demikian pula risiko penyalahgunaannya.
Meskipun sulit untuk sepenuhnya menghilangkan bahaya pelanggaran atau penyalahgunaan data, perusahaan dapat mengambil sejumlah langkah untuk meningkatkan etika data dalam pemasaran.
Pertama dan terpenting, perusahaan harus terbuka dan jujur tentang cara mereka mengumpulkan dan menggunakan data pelanggan.
Pelanggan harus diberi tahu tentang informasi apa yang dikumpulkan, bagaimana informasi itu digunakan, dan bagaimana privasi mereka dilindungi. Tidak hanya diwajibkan oleh undang-undang, tetapi juga hal yang benar untuk dilakukan.
Selain harus transparan, dunia usaha juga harus bertanggung jawab atas perolehan dan penggunaan data. Hanya tujuan bisnis yang sah yang boleh dikumpulkan, dan data harus tetap aman setiap saat.
Pelanggan harus memiliki pilihan untuk mengubah pikiran mereka dan memilih tidak ikut pengumpulan data bahkan setelah memberikan persetujuan. Perusahaan tidak boleh menjual atau mengungkapkan informasi konsumen tanpa persetujuan mereka.
Ini bukan hal baru, dan sebagian besar dilindungi oleh undang-undang privasi yang ada. Jadi, apa saja yang dapat Anda lakukan saat ini untuk meningkatkan kebersihan etika data Anda?
1. Mana yang Lebih Berharga: Data Pihak Pertama atau Data Pihak Nol?
Perusahaan telah mulai berinvestasi dalam mengumpulkan data pihak pertama mereka sendiri, yang dapat terdiri dari lusinan atau bahkan ratusan titik data untuk setiap klien, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada data pihak ketiga.
Sementara Forrester dikreditkan dengan menciptakan istilah "data pihak nol," yang didefinisikan sebagai "data yang secara sengaja dan proaktif diberikan oleh pelanggan dengan sebuah merek," definisi ini melewatkan poin kunci: siapa yang mengontrol data.
Apa artinya hal ini bagi privasi data pelanggan? Tidak jelas apakah orang-orang yang secara bebas mengirimkan data mereka benar-benar memahami bagaimana data tersebut akan digunakan.
Meskipun sebagian besar bisnis berusaha melindungi informasi yang mereka peroleh dari konsumen, beberapa perusahaan gagal mengamankan informasi tersebut secara memadai, mengeksploitasinya dengan cara yang berpotensi merusak, atau menjualnya kepada siapa pun.
Informasi pribadi konsumen akan disimpan di lebih banyak database karena mereka percaya bahwa mengumpulkan lebih banyak data pihak pertama akan lebih baik.
Jawabannya bukanlah data pihak pertama tambahan, yang pasti akan membahayakan privasi pelanggan.
Konsumen memiliki keleluasaan penuh atas apa yang ingin mereka bagikan dengan bisnis mana, untuk tujuan apa, dan untuk berapa lama menggunakan data pihak nol.
2. Minimalkan dan Integrasi Data?
Kita semua telah melihat lanskap teknologi Chiefmartec yang menakjubkan, yang menampilkan lebih dari 8,000 solusi MarTech. Rencana pemasaran yang kuat melibatkan pertimbangan ekosistem, bukan silo, sehingga memerlukan interoperabilitas dan integrasi data.
Di sinilah Supermetrik dan solusi serupa lainnya ikut berperan dan mengapa solusi tersebut sangat penting.
Istilah “minimalkan data” mengacu pada pengumpulan dan penggunaan data dalam jumlah terkecil yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini penting karena meminimalkan kemungkinan pelanggaran data dan menjaga privasi individu.
Saya telah membahas etika data, kelebihannya, dan beberapa kasus serta solusinya. Karena GDPR, perlindungan data telah mendapat perhatian besar dalam pemasaran.
Namun, perlindungan data dan privasi bukan tentang undang-undang, spanduk persetujuan, atau cookie.
Untuk konsumen Anda, menunjukkan etika data yang sangat baik adalah proposisi nilai. Di era kapitalisme pasca-pengawasan, mentalitas inilah yang akan segera memisahkan para pesaing.
Pertanyaan Umum (FAQ)
🌐 Apa yang dimaksud dengan etika data dalam pemasaran?
Etika data dalam pemasaran mengacu pada prinsip moral yang memandu cara bisnis mengumpulkan, menggunakan, dan membagikan informasi pribadi konsumen. Ini tentang menghormati privasi dan memastikan transparansi dan keadilan dalam semua aktivitas terkait data.
💡 Mengapa pemasar harus peduli dengan etika data?
Pemasar harus peduli dengan etika data karena hal itu membangun kepercayaan pelanggan, meningkatkan reputasi merek, dan memastikan kepatuhan terhadap hukum. Praktik data yang etis menghasilkan hubungan pelanggan yang berkelanjutan dan dapat mencegah masalah hukum.
🛡️ Bagaimana etika data melindungi konsumen?
Etika data melindungi konsumen dengan memastikan informasi pribadi mereka digunakan secara bertanggung jawab. Artinya, perusahaan harus transparan mengenai cara mereka menggunakan data, mendapatkan persetujuan dengan benar, dan melindungi data dari penyalahgunaan atau pelanggaran.
🚀 Apakah etika data dapat memberikan keunggulan kompetitif?
Ya! Perusahaan yang terkenal dengan etika data yang kuat dapat menonjol dalam persaingan. Pelanggan lebih cenderung mempercayai dan tetap setia pada merek yang menghormati privasi mereka dan menangani data mereka secara bertanggung jawab.
📊 Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan praktik etika datanya?
Perusahaan dapat meningkatkan praktik etika data mereka dengan menerapkan kebijakan data yang jelas, memastikan transparansi dengan pelanggan, melatih karyawan secara rutin tentang perlindungan data, dan menggunakan data secara bertanggung jawab untuk memberikan nilai kepada pelanggan.
✅ Peran apa yang dimainkan konsumen dalam etika data?
Konsumen memainkan peran penting dengan mendapatkan informasi tentang hak data mereka dan meminta pertanggungjawaban perusahaan. Mereka harus merasa diberi wewenang untuk menanyakan bagaimana data mereka digunakan dan untuk tidak ikut serta dalam pengumpulan data jika mereka merasa tidak nyaman.
Link Cepat:
- Apa itu Agregasi Data: Panduan Lengkap!
- Pemasaran Berbasis Data & Memaksimalkan ROI Pemasaran
- Parsing Data: Pengertian, Manfaat, Dan Tantangannya!
- Apa itu Kumpulan Data? Definisi dan Metode Dijelaskan!
Kesimpulan: Mengapa Kita Harus Peduli Dengan Etika Data dalam Pemasaran?
Etika data sangat penting dalam pemasaran karena membantu membangun kepercayaan pelanggan, menjaga bisnis Anda tetap mematuhi hukum, dan memastikan Anda memperlakukan informasi semua orang dengan hormat.
Dengan berfokus pada penggunaan data yang etis, perusahaan dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dan bermakna dengan pelanggannya, sehingga mempersiapkan diri untuk meraih kesuksesan jangka panjang.